Faedah Shalawat Untuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Faedah Shalawat Untuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa
Sallam Dan Hukum Menyingkat Tulisan Shalawat, Samahatusy Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا وَلاَ تَجْعَلُوا قَبْرِيْ عِيْدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُمَا كُنْتُمْ
Faedah Shalawat Untuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Dan Hukum Menyingkat Tulisan Shalawat, Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu
Apa keutamaan bershalawat
untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bolehkah kita menyingkat
ucapan shalawat tersebut dalam penulisan, misalnya kita tulis Muhammad
SAW atau dengan tulisan arab صلعم,
singkatan dari صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Apa keutamaan bershalawat
untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bolehkah kita menyingkat
ucapan shalawat tersebut dalam penulisan, misalnya kita tulis Muhammad
SAW atau dengan tulisan arab صلعم, singkatan dari صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ Jawab:
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu menjawab:
“Mengucapkan shalawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan perkara yang disyariatkan. Di dalamnya terdapat faedah yang banyak. Di antaranya menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, menyepakati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para malaikat-Nya yang juga bershalawat untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu menjawab:
“Mengucapkan shalawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan perkara yang disyariatkan. Di dalamnya terdapat faedah yang banyak. Di antaranya menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, menyepakati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para malaikat-Nya yang juga bershalawat untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya. ”
(Al-Ahzab: 56)
Faedah lainnya adalah melipatgandakan pahala orang yang bershalawat tersebut, adanya harapan doanya terkabul, dan bershalawat merupakan sebab diperolehnya berkah dan langgengnya kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana bershalawat menjadi sebab seorang hamba beroleh hidayah dan hidup hatinya. Semakin banyak seseorang bershalawat kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengingat beliau, akan semakin kental pula kecintaan kepada beliau di dalam hati. Sehingga tidak tersisa di hatinya penentangan terhadap sesuatu pun dari perintahnya dan tidak pula keraguan terhadap apa yang beliau sampaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah memberikan anjuran untuk mengucapkan shalawat atas beliau dalam beberapa hadits. Di antaranya hadits yang diriwayatkan Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Faedah lainnya adalah melipatgandakan pahala orang yang bershalawat tersebut, adanya harapan doanya terkabul, dan bershalawat merupakan sebab diperolehnya berkah dan langgengnya kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana bershalawat menjadi sebab seorang hamba beroleh hidayah dan hidup hatinya. Semakin banyak seseorang bershalawat kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengingat beliau, akan semakin kental pula kecintaan kepada beliau di dalam hati. Sehingga tidak tersisa di hatinya penentangan terhadap sesuatu pun dari perintahnya dan tidak pula keraguan terhadap apa yang beliau sampaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah memberikan anjuran untuk mengucapkan shalawat atas beliau dalam beberapa hadits. Di antaranya hadits yang diriwayatkan Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Siapa yang bershalawat untukku satu kali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. ”
Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا وَلاَ تَجْعَلُوا قَبْرِيْ عِيْدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُمَا كُنْتُمْ
“Janganlah
kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan2 dan jangan kalian
jadikan kuburanku sebagai id3. Bershalawatlah untukku karena shalawat
kalian sampai kepadaku di mana pun kalian berada. ” 4
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ علَيَّ
“Terhinalah seorang yang aku (namaku) disebut di sisinya namun ia tidak mau bershalawat untukku. ”5
Bershalawat untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam disyariatkan dalam tasyahhud shalat, dalam khutbah, saat berdoa serta beristighfar. Demikian pula setelah adzan, ketika keluar serta masuk masjid, ketika mendengar nama beliau disebut, dan sebagainya.
Perkaranya lebih ditekankan ketika menulis nama beliau dalam kitab, karya tulis, risalah, makalah, atau yang semisalnya berdasarkan dalil yang telah lewat. Ucapan shalawat ini disyariatkan untuk ditulis secara lengkap/sempurna dalam rangka menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita dan agar pembaca mengingat untuk bershalawat ketika melewati tulisan shalawat tersebut. Tidak sepantasnya lafadz shalawat tersebut ditulis dengan singkatan misalnya ص atau صلعم ataupun singkatan-singkatan yang serupa dengannya, yang terkadang digunakan oleh sebagian penulis dan penyusun. Hal ini jelas menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:
Bershalawat untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam disyariatkan dalam tasyahhud shalat, dalam khutbah, saat berdoa serta beristighfar. Demikian pula setelah adzan, ketika keluar serta masuk masjid, ketika mendengar nama beliau disebut, dan sebagainya.
Perkaranya lebih ditekankan ketika menulis nama beliau dalam kitab, karya tulis, risalah, makalah, atau yang semisalnya berdasarkan dalil yang telah lewat. Ucapan shalawat ini disyariatkan untuk ditulis secara lengkap/sempurna dalam rangka menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita dan agar pembaca mengingat untuk bershalawat ketika melewati tulisan shalawat tersebut. Tidak sepantasnya lafadz shalawat tersebut ditulis dengan singkatan misalnya ص atau صلعم ataupun singkatan-singkatan yang serupa dengannya, yang terkadang digunakan oleh sebagian penulis dan penyusun. Hal ini jelas menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
“…bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya. ”
Dan juga dengan menyingkat tulisan shalawat tidak akan sempurna maksudnya serta tidak diperoleh keutamaan sebagaimana bila menuliskannya secara sempurna. Terkadang pembaca tidak perhatian dengan singkatan tersebut atau tidak paham maksudnya.
Menyingkat lafadz shalawat ini dibenci oleh para ulama dan mereka memberikan peringatan akan hal ini.
Ibnu Shalah rahimahullahu dalam kitabnya ‘Ulumul Hadits yang lebih dikenal dengan Muqaddimah Ibnish Shalah mengatakan, “(Seorang yang belajar hadits ataupun ahlul hadits) hendaknya memerhatikan penulisan shalawat dan salam untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila melewatinya. Janganlah ia bosan menulisnya secara lengkap ketika berulang menyebut Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. ”
Ibnu Shalah juga berkata, “Hendaklah ia menjauhi dua kekurangan dalam penyebutan shalawat tersebut:
Pertama, ia menuliskan lafadz shalawat dengan kurang, hanya meringkasnya dalam dua huruf atau semisalnya.
Kedua, ia menuliskannya dengan makna yang kurang, misalnya ia tidak menuliskan وَسَلَّمَ. ”
Al-’Allamah As-Sakhawi rahimahullahu dalam kitabnya Fathul Mughits Syarhu Alfiyatil Hadits lil ‘Iraqi, menyatakan, “Jauhilah wahai penulis, menuliskan shalawat dengan singkatan, dengan engkau menyingkatnya menjadi dua huruf dan semisalnya, sehingga bentuknya kurang. Sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang jahil dari kalangan ajam (non Arab) secara umum dan penuntut ilmu yang awam. Mereka singkat lafadz shalawat dengan ص, صم, atau صلعم. 6 Karena penulisannya kurang, berarti pahalanya pun kurang, berbeda dengan orang yang menuliskannya secara lengkap.
As-Suyuthi rahimahullahu berkata dalam kitabnya Tadribur Rawi fi Syarhi Taqrib An-Nawawi, “Dibenci menyingkat tulisan shalawat di sini dan di setiap tempat yang disyariatkan padanya shalawat, sebagaimana disebutkan dalam Syarah Muslim dan selainnya, berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
Dan juga dengan menyingkat tulisan shalawat tidak akan sempurna maksudnya serta tidak diperoleh keutamaan sebagaimana bila menuliskannya secara sempurna. Terkadang pembaca tidak perhatian dengan singkatan tersebut atau tidak paham maksudnya.
Menyingkat lafadz shalawat ini dibenci oleh para ulama dan mereka memberikan peringatan akan hal ini.
Ibnu Shalah rahimahullahu dalam kitabnya ‘Ulumul Hadits yang lebih dikenal dengan Muqaddimah Ibnish Shalah mengatakan, “(Seorang yang belajar hadits ataupun ahlul hadits) hendaknya memerhatikan penulisan shalawat dan salam untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila melewatinya. Janganlah ia bosan menulisnya secara lengkap ketika berulang menyebut Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. ”
Ibnu Shalah juga berkata, “Hendaklah ia menjauhi dua kekurangan dalam penyebutan shalawat tersebut:
Pertama, ia menuliskan lafadz shalawat dengan kurang, hanya meringkasnya dalam dua huruf atau semisalnya.
Kedua, ia menuliskannya dengan makna yang kurang, misalnya ia tidak menuliskan وَسَلَّمَ. ”
Al-’Allamah As-Sakhawi rahimahullahu dalam kitabnya Fathul Mughits Syarhu Alfiyatil Hadits lil ‘Iraqi, menyatakan, “Jauhilah wahai penulis, menuliskan shalawat dengan singkatan, dengan engkau menyingkatnya menjadi dua huruf dan semisalnya, sehingga bentuknya kurang. Sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang jahil dari kalangan ajam (non Arab) secara umum dan penuntut ilmu yang awam. Mereka singkat lafadz shalawat dengan ص, صم, atau صلعم. 6 Karena penulisannya kurang, berarti pahalanya pun kurang, berbeda dengan orang yang menuliskannya secara lengkap.
As-Suyuthi rahimahullahu berkata dalam kitabnya Tadribur Rawi fi Syarhi Taqrib An-Nawawi, “Dibenci menyingkat tulisan shalawat di sini dan di setiap tempat yang disyariatkan padanya shalawat, sebagaimana disebutkan dalam Syarah Muslim dan selainnya, berdalil dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
As-Suyuthi juga
mengatakan, “Dibenci menyingkat shalawat dan salam dalam penulisan, baik
dengan satu atau dua huruf seperti menulisnya dengan صلعم, bahkan
semestinya ditulis secara lengkap. ”
Inilah wasiat saya kepada setiap muslim dan pembaca juga penulis, agar mereka mencari yang utama/afdhal, mencari yang di dalamnya ada tambahan pahala dan ganjaran, serta menjauhi perkara yang dapat membatalkan atau menguranginya. ”
(Diringkas dari fatwa Asy-Syaikh Ibn Baz rahimahullahu yang dimuat dalam Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 2/396-399)
Inilah wasiat saya kepada setiap muslim dan pembaca juga penulis, agar mereka mencari yang utama/afdhal, mencari yang di dalamnya ada tambahan pahala dan ganjaran, serta menjauhi perkara yang dapat membatalkan atau menguranginya. ”
(Diringkas dari fatwa Asy-Syaikh Ibn Baz rahimahullahu yang dimuat dalam Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 2/396-399)
2 Dengan tidak dikerjakan shalat sunnah di dalamnya, demikian pula Al-Qur`an tidak dibaca di dalamnya. (–pent. )
3 Tempat kumpul-kumpul. –pent. 4 Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud. (–pent. )
5 HR. At-Tirmidzi, kata Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa fish Shahihain, “Hadits hasan gharib. ” (–pent. )
6 Dalam bahasa kita sering disingkat dengan SAW. (–pent. )
3 Tempat kumpul-kumpul. –pent. 4 Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud. (–pent. )
5 HR. At-Tirmidzi, kata Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa fish Shahihain, “Hadits hasan gharib. ” (–pent. )
6 Dalam bahasa kita sering disingkat dengan SAW. (–pent. )
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Fatwa Ulama Tentang Usamah Bin Laden, AL ALLAMAH AL IMAM ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAZ
- Fatwa Ulama Zaman Tentang Kafirnya Orang Mengaku Nabi
- Fatwa-fatwa Seputar Sholat (bagian I), Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
- Fatwa-fatwa Tentang Etika Mengatur Rambut, Abu Muhammad Abdurrahman bin Sarijan
- Fatwa-fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seputar Hukum Video Dan Kamera, Ayyub Abu Ayyub, Yaman
- Fatwa-fatwa Ulama Besar Tentang Ikhwanul Muslimin, Al-Ustadz Qomar ZA, Lc
- Fatwa-fatwa Ulama Terakhir Tentang Sesatnya Jamaah Tabligh (revisi), Asy Syaikh Dr. Rabi Bin Hadi Al Madkhali
- Fenomena Tki Di Arab Saudi, Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray
- Fidyah Dan Berbagai Hukum Yang Terkait Dengannya, Admin Darus Salaf
- Firqah Tabligh Dihujat, Al Ustadz Muhammad
- Fitnah Antara Dua Insan, Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
arti sollahu ala muhamad tulisan arab shallallahu ala muhammad buat auto text arti dari solallah ala muhamad kumpulan shalawat berikut faedahnya kumpulan shalawat berikut faedahnya kumpulan tulisan arab sholwt nabi shalallah alla muhammad shalallah alaihi wassalam maknanya shallallahu ala muhammad artinya faedah bacaan sholullah ala muhamad makna shallallahu ala muhammad sollollohu alamuhaammad arab sholawat sholallah allah muhammad/ salaf.web.id/
333/ faedah- shalawat- untuk- nabi- shallallahu- alaihi- wa- sallam-
dan- hukum- menyingkat- tulisan- shalawat- samahatusy- syaikh- abdul-
aziz- bin- abdullah- bin- baz- rahimahullahu.htm salaf.web.id/
333/ faedah- shalawat- untuk- nabi- shallallahu- alaihi- wa- sallam-
dan- hukum- menyingkat- tulisan- shalawat- samahatusy- syaikh- abdul-
aziz- bin- abdullah- bin- baz- rahimahullahu.htm salaf.web.id/
333/ faedah- shalawat- untuk- nabi- shallallahu- alaihi- wa- sallam-
dan- hukum- menyingkat- tulisan- shalawat- samahatusy- syaikh- abdul-
aziz- bin- abdullah- bin- baz- rahimahullahu.htm
Komentar