Penjelasan Tentang Sholawat Kamilah
Dasar membaca shalawat atas nabi seperti yang ada dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat: 56, sebagai berikut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi, Hai
orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya. (QS al Ahzab 33:56)
Anjuran Tentang Bacaan Shalawat
Siapa yang baca sholawat Rasulullah SAW akan hadir di majlis tersebut,
maka kita harus menjaga sopan santun kita di hadapan beliau, dan
sholawat jangan digunakan untuk sembarangan. Allah berfirman dalam QS al
Hujarat (49):2
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ
صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ
لِبَعْض أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
“Hai orang orang yang beriman, Janganlah engkau meninggikan suaramu
lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara
keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang
lain, supaya tidak terhapus pahala amalanmu sedangkan kamu tidak
merasa”
Dengan bersholawat, berarti kita telah menghadirkan junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW berada diantara kita, maka kita harus menjaga sikap
dan akhlak kita, tidak mengeraskan suara kita (berteriak-teriak)
melebihi suara beliau, seperti kita sedang berada di pasar, karena
beliau ada diantara kita, dan Allah dalam ayat ini telah berjanji tidak
akan menyiksa kita di dunia dan akhirat selama kita masih mau
menghadirkan Rasulullah SAW di lingkungan kita, di keluarga kita dan di
diri kita
G. Pandangan Ulama’ Mengenai Bacaan Shalawat
Banyak pandangan–pandangan dan pendapat para ulama mengenai Sholawat.
ada yang di angkat dari qoidah–qoidah agamis dan ada pula yang
berdasarkan atas keyakinan dan pengaruh zaman Dzauqiyah dan hasil–hasil
dari mukasyafah antara lain:
1. Bacaan Sholawat adalah jalan kesurga kata Abu Huroiroh RA.:
“Membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah jalan menuju ke sorga “.
2. Memperbanyak bacaan Sholawat suatu tanda golongan / ahli sunnah
kata Sayyidina ‘Ali Zainul ‘Abidin bin Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib
Rodliyallohu anhum :
“Tanda-tanda ahli Sunnah ialah memperbanyak bacaan Sholawat kepada Kanjeng Nabi Sholialloohu ‘alaihi wa Sallam “.
3. Jalan yang paling dekat kepada Alloh SWT pada akhir zaman.
Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh SWT pada akhir Zaman
khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa, adalah
memperbanyak istighfar dan membaca Sholawat kepada Nabi SAW”.(Dari Kitab
Sa`aadatud Daroini).
4. Untuk menjernihkan hati dan Marifat Billah.
“Sesungguhnya membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW itu (dapat)
menerangi hati dan mewushulkan tanpa guru kepada Alloh SWT Dzat yang
Maha Mengetahui segala perkara Ghaib “
5. Sholawat dapat mewusulkan tanpa guru.
“Secara keseluruhan, membaca Sholawat kepada Nabi SAW itu (dapat)
mewushulkan kepada Alloh SWT tanpa guru. Oleh karena sesungguhnya Guru
dan Sanad di dalam Sholawat itu adalah Shoohibush Sholawat (Ya’ni
Rosululloh SAW), oleh karena Sholawat itu diperlihatkan kepada Beliau
SAW dan Alloh SWT membalas (memberi) Sholawat kepada si Pembaca
Sholawat. Berbeda dengan lainnya Sholawat dari bermacam-macam dzikir itu
(harus) ada guru (mursyid) yang arif Billah. Kalau tidak, maka syetan
akan masuk ke dalam amalan dzikir itu dan orang yang dzikir tidak dapat
memperoleh manfaat daripada dzikirnya”.
6. Sholawat diterima secara mutlak oleh Alloh SWT.
7. Kata Syekh Showi dalam Tafsir showinya :
8. ‘Dan sesungguhnya para Ulama’ sudah sependapat bahwa
sesungguhnya bermacam-macam amal itu ada yang diterima dan ada yang
ditolak terkecuali Sholawat kepada Nabi SAW. Maka sesungguhnya Sholawat
kepada Nabi SAW itu “Maqbuulatun Qothl’an “(pasti diterima) “.
9. Menambah rasa cinta kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW.
“Berkata AI-Allamah Syamsuddin bin Qoyyim dalam Kitabnya Jalaail afham :
sesungguhnya Sholawat itu menjadi sebab langsungnya rasa cinta kepada
Alloh SWT wa Rosulihi SAW & dapat meningkat berlipat-lipat rasa
cintanya. Cinta yang demikian itu menjadi ikatan daripada beberapa
ikatannya iman, dimana iman itu tidak bisa sempurna kecuali dengannya.
10. Tercetaknya pribadi Rosululloh SAW dalam hati orang yang membaca Sholawat.
Setengah dari pada faedah membaca Sholawat yang paling besar adalah
tercetaknya Shuroh Rosululloh SAW di dalam hati si pembaca Sholawat
11. Orang yang ahli Sholawat ketika sakaratul maut dirawuhi oleh Beliau SAW
“Barang siapa keadaan hidupnya memperbanyak Sholawat kepada Rosululloh
SAW, maka ia berhasil mendapat kebahagiaan yang besar sekali, karena
ketika sakarotul Maut Rosululloh SAW rawuh di hadapannya”.
12. Mudah mimpi ketemu Rosulullooh saw.
“Sesungguhnya memperbanyak Sholawat dengan mernakai redaksi yang mana
saja berfaedah bisa bermimpi ketemu Rosululloh SAW, dan apabila berhasil
dengan sungguh-sungguh memperbanyak serta membiasakan/ melanggengkan,
maka pembaca Sholawat itu meningkat bisa melihat Rosululloh SAW dalam
keadaan jaga “.
Pada kesempatan ini kami akan membagikan kembali bacaan shalawat nabi
yang kali ini merupakan bacaan shalawat yang memilik khasiat agung.
Berikut ini shalawat yang dimaksud:
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ
مَعْلُومٍ لَكَ
Allaahumma Shalli Wa Sallim 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin wa 'Alaa Aali
Sayyidinaa Muhammadin Fii Kulli Lamhatin Wa Nafasin Bi'adadi Kulli
Ma'luumillak.
Artinya:
"Ya Allah, bershalawat dan bersalamlah kepada Sayyidina Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kepada keluarga Sayyidina Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam setiap kedipan mata dan tarikan
nafas, sebanyak hitungan yang ada dalam pengetahuanMu."
Penjelasan
Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Syaikh Yusuf
bin Ismail An-Nabhani Qaddasallahu Sirrahu dijelaskan mengenai
keutamaan shalawat di atas sebagai berikut:
ذكر هذه الصلاة الشريفة الشيخ العارف محمد حقي أفندي النازلي في حزينة
الأسرار وقال أجاز لي شيخي وسندي الشيخ مصطفى الهندي بذكر سنداته في
المدينة المنورة في المدرسة المحمودية سنة إحدى وستين ومائتين وألف وسألت
منه بعض الخصائص والأذكار لانكشاف العلم وللتقرب إلى الله تعالى وللوصلة
إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم. فعلمني آية الكرسي وهذه الصلاة المذكورة
وقال إن داومت عليها تأخذ العلوم والأسرار عن النبي صلى الله عليه وسلم
حتى تكون في تربيته المحمدية بالروحاني وقال هذا مجرب جربه فلان وفلان وعد
كثيراً من الإخوان
Artinya:
"Asy-Syaikh Al-'Arif Billah Muhammad Haqqi Afandi an-Nazili telah
menyebutkan ash-Shalawat asy-Syarifah ini dalam kitab beliau yang
berjudul Khazinatul Asrar dan beliau berkata, "Guru dan Sanad saya yakni
Asy-Syaikh Musthafa al-Hindi telah mengijazahkan kepadaku dengan
menyebutkan sanad-sanadnya di al-Madinah al-Munawwarah di Madrasah
Al-Mahmudiah pada tahun 1261 Hijriyah dan aku bertanya kepada beliau
tentang sebagian khasaish atau keistimewaan dan dzikir-dzikir untuk
menyingkap pintu ilmu pengetahuan dan untuk taqarrub kepada Allah ta'ala
dan wushul kepada kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Maka beliau kemudian mengajariku untuk mengamalkan ayat kursi dan
shalawat yang mulia ini. Kemudian beliau berkata, "Jika engkau
mendawamkan diri mengamalkannya maka engkau dapat meraup ilmu-ilmu dan
rahasia-rahasia dari kanjeng nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
sehinggga engkau berada dalam tarbiyah atau bimbingan Muhammadiyah
secara ruhani. Dan beliau berkata, "Amalan ini telah terbukti mujarab
dan terbukti seperti yang telah tampak pada si fulan dan si fulan.
Beliau menghitung beberapa orang ikhwan."
وقال يا بني اذهب إلى المشرق والمغرب إن غابت القبة الخضراء عن عينيك أنا
في الميدان يعني قبة رسول الله صلى الله عليه وسلم التي هي فوق قبره الشريف
ثم قبلت يديه ودعا لي بالبركة فقرأت هذه الصلاة في أول ليلة بدأت منها
مائة مرة فرأيت النبي صلى الله عليه وسلم في المنام فقال الشفاعة لك
ولأبويك ولإخوانك وفقني الله وإياكم لبشارته ثم وجدت بحول الله وقوته كما
ذكر الشيخ قدس سره ثم أخبرت بهذه الصلاة كثيراً من الإخوان فرأيت من داوموا
عليها نالوا أسراراً عجيبة ما نلت مثلها وفيها أسرار كثيرة وتكفيك هذه
الإشارة انتهى
Artinya:
"Syaikh Musthafa al-Hindi berkata, "Wahai anakku, pergilah engkau ke
arah timur dan barat. Jika kubah al-Khadhra' itu telah hilang dari
pandanganmu maka aku telah berada di al-Maidan, yaitu qubbah Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang terletak di atas kubur beliau
asy-Syarif (yang mulia). Kemudian akupun mencium tangannya dan beliau
mendoakanku dengan keberkahan. Maka akupun segera mengamalkan Shalawat
ini (shalawat yang telah di sebutkan di atas.penj) sejak malam pertama
aku diajari sebanyak 100x, maka aku pun melihat kanjeng nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam tidurku, dan beliau yang mulia
bersabda, "Syafaatku telah ditetapkan bagimu, kedua orang tuamu dan bagi
saudara-saudaramu." Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepadaku dan
kepada anda semua dengan kabar baik ini. Kemudian aku mendapati dengan
daya dan upaya Allah, sesuatu sebagaimana yang telah disebutkan oleh
Syaikhku Qaddasallahu Sirrahu. Kemudian aku segera memberitahukan kepada
para sahabatku tentang shalawat yang agung ini, maka aku melihat siapa
saja yang mendawamkan diri mengamalkannya maka mereka mendapatkan
rahasia-rahasia yang sangat menakjubkan yang tiada pemberian semisal
pemberian yang telah mereka dapatkan dan di dalamnya tersaji
rahasia-rahasia yang amat banyak dan cukuplah bagimu isyarat ini.
Selesai."
Sanad Shalawat Kamilah Imam Ibrahim Ibn Muhammad al-Taziy
اَللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً . وَسَلِّمْ سَلاَمًا تآمًّا عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ . وَتَنْفَرِجُ
بِهِ الْكُرَبُ . وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ . وَ تُنَالُ بِهِ
الرَّغَائِبُ . وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ
بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ . وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ
وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ .
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan
kesejahteraan yang paripurna kepada junjunan kami, Nabi Muhammad, yang
dengan perantaraan beliau menjadi terlepas semua ikatan, lenyap segala
kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan,
diraih akhir yang baik, dan awan hitam pernah diminta hingga turun hujan
dengan berkat wajahnya yang mulia. semoga shalawat itu juga tercurah
kepada keluarga dan para sahabatnya, dalam setiap kejapan mata dan
tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.”
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”, yang
berarti melapangkan kesulitan. Sebagian ulama menamakannya dengan
shalawat Taziyah lantaran dinisbahkan kepada penyusun shalawat tersebut,
Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy. Sebagian lainnya menamakannya
shalawat Kamilah, artinya yang sempurna, penamaan ini dikutip dari
redaksi shalawat itu sendiri.
Shalawat Tafrijiyyah ini juga disebut shalawat Nariyah oleh penduduk
Maghrib (Maroko) yang berarti api karena sifatnya yang mustajab.
Lantaran apabila mereka ingin mendapatkan kesuksesan hajat dan terhindar
dari bahaya, kemudian mereka berkumpul di satu majelis membaca shalawat
tersebut bersama-sama sebanyak 4444 kali, maka mereka mendapatkan apa
yang mereka niatkan, segala hajat akan terkabul dengan cepat seperti
cepatnya kobaran api yang membakar jerami.[Syaikh Muhammad Haqqiy
al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkarh. 179.]
Utamanya bilangan 4444 kali shalawat Tafrijiyyah dibaca oleh satu orang
dalam satu waktu. Namun apabila terasa berat, jumlah 4444 kali itu bisa
juga dibaca secara kolektif, misalnya oleh 40 orang, yang masing-masing
membaca 111 kali dan sang pemandu menggenapi empat bilangan sisanya.
Tentang shalawat ini, Imam al-Qurthubiy menuturkan bahwa siapa saja yang
membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau
lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan
kesulitan dan penyakitnya, memudahkan segala urusannya, menerangi
hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan
rizkinya, membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan
lain-lain.[Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala
Sayyid al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr 2004) h. 159.]
Ahlul Asrar menamakan shalawat Tafrijiyyah dengan nama
“ مفتاح الكنز المحيط لنيل مراد العبيد “
(kunci perbendaharaan samudra untuk menggapai tujuan hamba). Imam
al-Sanusiy berkata: “Siapa saja yang melazimi membaca shalawat
Tafrijiyyah setiap hari sebanyak 11 kali, maka seakan-akan rizki dari
langit turun kepadanya dan rizki dari bumi tumbuh untuknya.”
Imam al-Dinawariy mengatakan: ”Siapa saja yang lazim membacanya 11 kali
setiap selesai shalat dan ia menjadikan wiridannya, maka rizkinya tidak
pernah putus. Siapa saja yang lazim membacanya setiap selesai shalat
shubuh sebanyak 41 kali, maka segala hajatnya akan diijabah. Siapa saja
yang lazim membacanya setiap hari 100 kali, maka akan mendapatkan
keberhasilan dan kesuksesan segala hal melebihi apa yang ia sangka.
Siapa saja yang lazim membacanya setiap hari sebanyak 313, maka Allah
akan membukakan baginya tabir segala rahasia. Siapa saja yang lazim
membacanya 1000 kali, maka Allah akan memberikan sesuatu yang tidak bisa
disifati oleh manusia, mata manusia belum pernah melihatnya, telinga
manusia belum pernah mendengarnya dan belum pernah terlintas dalam hati
mereka.[Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah
al-Azkarh. 179; Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy,Afdhal al-Shalawat
Ala Sayyid al-Sadat(Beirut: Dar al-Fikr 2004) h. 160.]
Dalam redaksi shalawat ini terdapat permohonan kepada Allah dengan
bertawassul kepada Rasulullah sebanyak 8 kali. Satu kali dengan menyebut
nama Rasulullah menggunakan isim zhahir, dan 7 kali dengan menggunakan
isim Dhamir (kata ganti). Susunan seperti ini tidak ditemukan pada
redaksi shalawat lainnya.
Pengarang kitab Sirrul Asrar mengatakan “Fadhilah shalawat Nariyah atau
shalawat kamilah yang disebutkan di atas akan didapatkan dengan syarat
mudawamah (konsisten) membacanya.”[Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy,
Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkarh. 182.]
Biografi Imam Ibrahim al-Taziy
Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy seorang ahli tasawuf, muhaddits dan
faqih yang masyhur. Beliau wafat pada tanggal 9 Sya’ban tahun 866
H.[Syaikh Ahmad Baba al-Tanbaktiy,Nail al-Ibtihaj Bi Tathriz al-Dibaj
vol. 1 (Cairo: Maktabah al-Tsaqafah al-Islamiyah 2004) h. 51.]
Tokoh karismatik ini berjasa besar dan mempunyai peran penting dalam
mendakwahkan ajaran Islam di kota Wahran, Maroco. Nama lengkap beliau
adalah Imam Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Malik
Ibn Abdullah Ibn Ahmad Ibn Isa al-Ridha Ibn Musa al-Murtadha Ibn
Abdullah Ibn Abi Ja’far al-Shadiq Ibn Muhammad al-Nathiq Ibn Ali Zainal
Abidin Ibn Abdullah Ibn Hamzah Ibn Idris Ibn Abdullah al-Kamil Ibn
al-Hasan al-Mutsanna Ibn Hasan al-Sibt Ibn Ali Ibn Abi Thalib.[Syaikh
Ibn Sha’ad al-Tilimsaniy, al-Najm al-Tsaqib Fi Ma Li Auliya Allah Min
al-Mafahir Wa al-Manaqib, (al-Rabath: al-Hizanah al-Ammah)]
Penisbahan al-Taziy lantaran beliau dilahirkan di kota Taza, Maroko yang
masyhur dengan kehidupan orang shalih. Di kota tersebut beliau
mempelajari berbagai disiplin ilmu agama. Salah satu guru utama beliau
adalah Syaikh Abu Zakariya Yahya al-Waza’iy yang pernah memprediksikan
beliau menjadi orang besar di kemudian hari. Dalam kehidupan sehari-hari
beliau dikenal dengan ulama yang memiliki sifat sabar, selalu melakukan
amar ma’ruf dan nahi munkar, baik dalam pergaulan dan sifat-sifat
kepujian lainnya.
Ketika berangkat menunaikan ibadah haji, beliau mengenakan Khirqah
(selendang sufi) dari Syaikh Syarafuddin al-Da’iy dan Syaikh Shalih Ibn
Muhammad al-Zawawiy dengan sanad khirqah yang bersambung kepada Imam Abu
Madyan al-Maghribiy.
Di antara para guru beliau lainnya: Syaikh Taqyuddin Muhammad Ibn Ahmad
al-Fasiy, Syaikh Abu al-Fath Ibn Abi Bakar al-Qurasyiy, Syaikh Abdullah
al-Abdusiy, Syaikh Muhammad Ibn Marzuq dan Syaikh al-Hawariy. Di antara
murid beliau: Imam al-Sanusiy, Syaikh Ali al-Talutiy, Syaikh Ahmad
Zarruq dan lain-lain.
Syekh al-Hasan ad-Daimaniy at-Tijani membuat nazham shalawat kamilah:
اللـهمّ صل بدوام وتَمامْ * وسلمنَّ بتـمام ودوام
على النبــي الذي به تنحلُّ * لِخلقك العـقد حيث حــلّوا
ينفرج الكرب به تقـضى لهم * بـه الْحـوائج وما قد نالهم
من الرغائب به حسن الِخـــتامْ * يُنالُ يستسقى بوجهه الغـــمام
أزكى صلاتك مع السـلامِ * وآلـه وصحبـه الكرام
Adapun sanad yang muttashil, kepada Imam Ibrahim al-Taziy:
الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن الشيخ العلامة عبد الرزاق إمام خليل
الجاوي اللاسمي عن الشيخ العلامة الأديب السيد محمد أمين الكتبي عن الشيخ
محمد علي بن حسين بن ابراهيم المالكي عن عبد الله بن سالم البصري المكي عن
المسند محمد بن سليمان الرداني عن أبي عثمان سعيد ابن إبراهيم قدوره
بالجزائر عن سعيد المقري عن الولي الكامل أبي العباس أحمد بن حجي الوهراني
عن شيخ الإسلام أبي إسحاق إبراهيم التازي .
الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة المسند السيد عبد الرحمن بن
الحافظ عبد الحي الكتاني عن الشيخ بدر الدين الحسني (المتوفى 1354 هجرية)
عن أبيه الشيخ يوسف بن بدر الدين الحسني (المتوفى 1279 هجرية) عن الشيخ عبد
الله بن حجازي الشرقاوي (المتوفى 1227 هجرية) عن الشيخ عمر علي الطحلاوي
(المتوفى 1181 هجرية) عن الشيخ علي بن احمد الحريشي المغربي الفاسي
(المتوفى 1143 هجرية) عن الشيخ محمد بن سليمان الروداني المغربي .....
منقول من كتاب:
ذخيرة المحتاج في الصلوات على صاحب اللواء والتاج
جمع وترتيب
Analisis mengenai shalawat Taziyah (nariyah)
Dari berbagai pendapat para ulama’ tentang pembacaan shalawat di atas
lebih banyak manfaatnya dan memang anjuran bagi semua kaum muslimin di
seluruh dunia. Dari ini semua shalawat memang tujuan dari pada semua
ummat Islam untuk mencapai ridha Ilahi dan syafa’at dari Nabi Agung
Muhammad SAW untuk mencapai derajat kebahagiaan yang haqiqi.
Mengenai shalawat nariyah, tidak ada dari isinya yg bertentangan dg
syariah, makna kalimat : yang dengan beliau terurai segala ikatan,
hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala
keinginan dan kesudahan yang baik, serta”, adalah kiasan, bahwa beliau
saw pembawa Alqur’an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yg dg itu
semualah terurai segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala kesedihan
yaitu dengan sakinah, khusyu dan selamat dari siksa neraka, dipenuhi
segala kebutuhan oleh Allah swt, dicapai segala keinginan dan kesudahan
yang baik yaitu husnul khatimah dan sorga,
Ini adalah kiasan saja dari sastra balaghah arab dari cinta, sebagaimana
pujian Abbas bin Abdulmuttalib ra kepada Nabi saw dihadapan beliau saw :
“… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah
cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan
cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan
kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain
hadits no.5417), tentunya bumi dan langit tidak bercahaya terang yg
terlihat mata, namun kiasan tentang kebangkitan risalah.
Sebagaimana ucapan Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah, bila kami
dihadapanmu maka jiwa kami khusyu” (shahih Ibn Hibban hadits no.7387),
“Wahai Rasulullah, bila kami melihat wajahmu maka jiwa kami khusyu”
(Musnad Ahmad hadits no.8030)
Semua orang yg mengerti bahasa arab memahami ini, Cuma kalau mereka tak
faham bahasa maka langsung memvonis musyrik, tentunya dari dangkalnya
pemahaman atas tauhid,
Mengenai kalimat diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, adalah cermin
dari bertawassul pada beliau saw para sahabat sebagaimana riwayat
shahih Bukhari.
Mengenai anda ingin membacanya 11X, atau berapa kali demi tercapainya hajat, maka tak ada dalil yg melarangnya.
Komentar